INFOLABUANBAJO.ID – Indonesia adalah negeri yang kaya akan warisan budaya dan alam, dan Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur adalah salah satu contoh terbaiknya. Tak hanya menjadi rumah bagi reptil purba yang langka, pulau ini juga menyimpan legenda yang mempererat hubungan masyarakat lokal dengan alam sekitarnya.
Dari Legenda Menjadi Simbol Kehidupan
Bagi masyarakat Pulau Komodo, keberadaan Komodo atau yang mereka sebut Orah, bukan sekadar hewan purba. Ia adalah bagian dari kisah turun-temurun, sebuah simbol persaudaraan antara manusia dan alam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam cerita rakyat yang dipercaya secara turun-temurun, dikisahkan tentang Putri Naga yang menikah dengan seorang pemuda dari pulau seberang bernama Moja. Sang putri melahirkan anak kembar laki-laki: satu berwujud manusia bernama Gerong, dan satu lagi menyerupai kadal besar, yang kemudian dinamai Orah.
Karena malu, Orah diasingkan ke hutan, sementara Gerong dibesarkan di tengah masyarakat. Bertahun-tahun kemudian, Gerong bertemu seekor kadal raksasa saat berburu dan hampir membunuhnya. Namun, sang ibu datang dan mengungkapkan bahwa hewan itu adalah saudara kandungnya, Orah. Sejak saat itu, masyarakat Pulau Komodo memperlakukan komodo sebagai saudara, bukan sekadar binatang liar.
Penemuan Ilmiah: Ketika Dunia Menemukan Orah
Legenda lokal ini kemudian mendapat pengakuan dunia ketika pada tahun 1910, seorang perwira Belanda bernama Jacques Karel Henri van Steyn van Hensbroek mendengar kabar tentang “buaya darat” di Pulau Komodo. Ia membawa bukti berupa kulit dan foto, yang kemudian dikaji oleh Pieter Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor.
Penelitian ini menghasilkan deskripsi ilmiah pertama tentang spesies baru yang dinamakan Varanus komodoensis atau yang kini dikenal luas sebagai Komodo Dragon.
Hewan Purba dengan Gigitan Mematikan
Komodo adalah reptil terbesar di dunia yang hanya ditemukan di Indonesia. Mereka memiliki gigitan yang sangat kuat, ditambah senyawa berbisa dari kelenjar di gusinya. Meskipun dahulu disebut-sebut memiliki “air liur beracun” karena banyak bakteri, penelitian terbaru oleh ilmuwan seperti Bryan Fry dari University of Melbourne membantah teori tersebut. Mereka menegaskan bahwa racun biologis, bukan bakteri, adalah senjata utama Komodo dalam membunuh mangsanya.
Bukan Sekadar Rumah Bagi Orah
Penulis : Tim Info Labuan Bajo
Editor : Redaksi
Halaman : 1 2 Selanjutnya






