INFOLABUANBAJO.ID — Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) mulai menguji coba Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia dini (balita). Program nasional ini merupakan hasil kolaborasi BKKBN dengan BGN, bertujuan untuk meningkatkan gizi keluarga serta menekan angka stunting di wilayah tersebut.
Kepala Dinas P2KB Manggarai Barat, Rafael Guntur, mengatakan uji coba tahap pertama dilakukan di tiga titik dapur pelayanan di Kota Labuan Bajo, yaitu Batu Cermin, Golo Koe, dan Wae Mata.
“Karena ini masih tahap uji coba, jumlah penerima masih terbatas. Di SPPG Batu Cermin, misalnya, ada 100 penerima yang terdiri dari 50 balita, 31 ibu hamil, dan 19 ibu menyusui,” ujar Rafael kepada Info Labuan Bajo, Selasa (7/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ratusan Penerima Terlayani di Tiga Lokasi
Selain Batu Cermin, dapur SPPG Golo Koe menyalurkan makanan bergizi kepada 66 penerima, terdiri atas 40 balita, 15 ibu hamil, dan 11 ibu menyusui.
Sedangkan di SPPG Wae Mata, program MBG menyasar 100 penerima, yang terdiri dari 55 balita, 31 ibu hamil, dan 14 ibu menyusui.
Program MBG ini diberikan lima hari dalam seminggu melalui titik-titik pengambilan yang sudah ditentukan.
“Kalau ada penerima yang tidak datang, kader kami akan mengantarkan langsung ke rumahnya karena mereka mengetahui lokasi masing-masing penerima,” jelas Rafael.
Dalam masa uji coba, jumlah penerima hanya 10 persen dari total sasaran per dapur, atau sekitar 300 orang dari 3.000 penerima.

Akan Menjangkau Semua Kecamatan
Rafael memastikan bahwa program MBG nantinya akan menjangkau seluruh kecamatan di Manggarai Barat.
“Setiap kecamatan otomatis akan memiliki dapur MBG. Kami hanya membantu distribusi lewat kader, sementara pelaksanaan teknisnya dilakukan oleh BGN,” katanya.
Program ini merupakan bagian dari strategi pemerintah pusat untuk memperbaiki gizi keluarga serta menurunkan angka stunting, khususnya dalam periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Antisipasi Keracunan: Perhatikan Waktu dan Bahan Pangan
Dinas P2KB juga telah menyiapkan langkah antisipatif untuk mencegah risiko keracunan makanan. Salah satunya dengan memperhatikan waktu konsumsi dan jenis bahan pangan yang disiapkan.
“Jam konsumsi penerima berbeda-beda. Misalnya ada yang makan jam 9 pagi, maka makanan harus disiapkan lebih awal. Jangan disamakan dengan yang konsumsi jam 12 atau jam 1 siang,” jelas Rafael.
Selain itu, bahan pangan seperti sayur yang mudah basi juga menjadi perhatian penting.
“Kuncinya ada di kepala dapur. Mereka harus memastikan bahan yang digunakan aman dan segar,” tegasnya.
Pemerintah Desa Diminta Terlibat
Rafael juga mengimbau pemerintah desa untuk berperan aktif dalam keberlangsungan program ini, terutama dalam penyediaan bahan baku lokal seperti sayur, telur, dan buah.
“Pemerintah desa perlu mengorganisir penyediaan bahan baku. Masyarakat juga perlu diberi informasi agar bisa membantu menyiapkan kebutuhan tersebut. Ini penting untuk keberlanjutan program,” ujarnya.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi langkah nyata pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Dengan menyasar kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, dan balita, program ini diharapkan dapat menurunkan angka stunting sekaligus menciptakan generasi sehat dan berkualitas di Manggarai Barat. **
Penulis : Tim Info Labuan Bajo
Editor : Redaksi