INFOLABUANBAJO.ID — Hari Raya Kamis Putih adalah hari suci yang diperingati oleh umat Kristiani, khususnya Katolik, Protestan, dan Ortodoks, sebagai bagian dari rangkaian Pekan Suci menjelang Paskah. Kamis Putih jatuh pada hari Kamis sebelum Jumat Agung, dan menjadi awal dari Triduum Paskah, yakni tiga hari suci yang paling penting dalam liturgi Gereja.
Pada hari ini, umat mengenang Perjamuan Terakhir (The Last Supper) Yesus Kristus bersama kedua belas rasul. Dalam momen tersebut, Yesus menetapkan sakramen Ekaristi dan memberikan teladan kerendahan hati melalui tindakan membasuh kaki murid-murid-Nya.
Sejarah dan Asal Usul Nama Kamis Putih
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam bahasa Inggris, hari ini dikenal sebagai Maundy Thursday. Kata Maundy berasal dari istilah Latin Mandatum Novum, yang berarti “Perintah Baru”. Ini merujuk pada perintah Yesus kepada murid-murid-Nya: “Kasihilah seorang akan yang lain, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yohanes 13:34).
Di Indonesia, hari ini disebut “Kamis Putih” karena warna liturgi yang digunakan dalam misa adalah putih, melambangkan kemurnian, kesucian, dan kasih. Warna ini juga menandakan transisi dari masa tobat (Masa Prapaskah) menuju perayaan kemenangan Paskah.
Sejumlah Fakta Menarik tentang Hari Raya Kamis Putih
1. Perjamuan Terakhir dan Sakramen Ekaristi
Yesus memperkenalkan sakramen Ekaristi dalam Perjamuan Terakhir dengan mengatakan, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu… inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagi banyak orang”. Sejak saat itu, perayaan misa menjadi pusat ibadah dalam tradisi Gereja Katolik dan beberapa gereja Protestan.
2. Tradisi Pembasuhan Kaki
Tindakan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya menjadi simbol kerendahan hati dan pelayanan. Gereja Katolik Roma dan beberapa denominasi lain masih mempertahankan tradisi ritus pembasuhan kaki pada misa Kamis Putih, di mana pemimpin gereja membasuh kaki 12 orang sebagai lambang pelayanan Kristus.
3. Pemberhentian Ekaristi di Tabernakel
Setelah misa Kamis Putih, Ekaristi disimpan di tempat khusus (Repositori), dan tabernakel dikosongkan. Umat kemudian diajak untuk berdoa dan bermeditasi di depan Sakramen Mahakudus dalam keheningan, mengenang kesendirian Yesus di Taman Getsemani.
Penulis : Tim Info Labuan Bajo
Editor : Redaksi
Halaman : 1 2 Selanjutnya






