INFOLABUANBAJO.ID — Perayaan Idul Adha 1446 H di Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, berlangsung penuh toleransi. Sejumlah umat Katolik ikut berpartisipasi dengan menyumbangkan hewan kurban bagi umat Muslim.
Umat Paroki Kumba, tempat berdirinya Masjid Agung Baiturahman, menyerahkan sekor kambing kurban yang diantar oleh para pemuda Katolik. Pada 5 Juni 2025, Keuskupan Ruteng dan umat Paroki Katedral juga menyerahkan tiga ekor kambing kepada Takmir Masjid Agung, lengkap dengan pakaian adat Manggarai.
Juru bicara DPP Paroki, Raimundus Nuruk, menyebut kurban Idul Adha itu sebagai bentuk persaudaraan lintas iman. Ketua Takmir Masjid Agung, H. Rusul, mengungkapkan rasa haru dan syukur atas perhatian umat Katolik. “Semoga persaudaraan ini terus terjaga dan menjadi contoh indahnya keberagaman,” ujarnya.
Toleransi di Ruteng bukan hal baru. Menurut warga, Jeany Wajong, umat Islam dan Katolik saling mengunjungi saat Natal dan Lebaran. “Saling menghormati sudah menjadi bagian hidup kami,” katanya seperti dilansir Tempo.co.
Ruteng dikenal sebagai kota sejuk dan ramah. Meski mayoritas Katolik (340.153 jiwa), umat Islam yang hanya 3,8 persen dari populasi (13.031 jiwa) hidup berdampingan dalam damai. Dua masjid utama—Masjid Jihadul Ukhro dan Masjid Agung Baiturahman—berdiri di antara gereja dan biara.
Sejarah Islam di Manggarai bermula pada abad ke-17 melalui kedatangan pedagang dari Minangkabau, Bugis, Makassar, dan Bima. Hingga kini, keharmonisan tetap terjaga.
Tokoh umat Islam, H. Amir Kelilauw, menyebut kurban sebagai simbol menyembelih ego demi kebersamaan. “Di Ruteng, perbedaan adalah kekuatan. Semua orang bersaudara dalam kemanusiaan,” ujarnya. ***
Penulis : Tim Info Labuan Bajo
Editor : Redaksi