INFOLABUANBAJO.ID — Seorang pastor di NTT tewas di tangan umatnya sendiri.
Peristiwa tragis ini sebenarnya sudah terjdi beberapa tahun silam.
Sang Pastor merupakan seorang misionaris SVD bernama Pater Hendrikus Konradus Beeker, SVD, atau akrab disapa Pater Beeker.
Merangkum berbagai sumber, motif di balik pembunuhan Pater Beeker ternyata dipicu oleh hal sepele.
Diketahui, pelaku yang bernama Bernardus Baha La Luga sebelumnya mendapat teguran dari sang pastor.
Merasa tidak terima, pelaku pun menghabisi nyawa korban.
Pater Beeker merupakan misionari yang lahir di Velden, Limbur, Belanda pada 9 September 1912.
Ia ditabiskan sebagai imam dalam tarekat Sosietas Verbi Divini (SVD) pada 22 Agustus 1937 di Belanda.
Pada 20 September 1938, Pater Beeker tiba di Indonesia dan menjalani tugasnya di berbagai lokasi di Flores, termasuk Stasi Waiwerang dan Paroki Lerek.
Setelah menjalani penahanan oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II, Pater Beeker kembali ke Lerek dan melayani umat dengan penuh dedikasi.
Keberaniannya dalam menyuarakan kebenaran dan menegur tindakan-tindakan yang dianggap melawan ajaran Katolik seringkali menempatkannya dalam situasi yang tidak nyaman.
Kronologi pembunuhan Pater Beeker.
Pada malam 19 April 1956, Pater Beeker berada di rumah kecilnya di depan Gereja Watuwawer.
Malam itu, sekitar pukul 22.00 WITA, Pater Beeker dikunjungi oleh Bernardus Baha La Luga, seorang pria dari Kampung Watuwawer.
La Luga, yang pernah dibantu Pater Beeker ketika sakit dan disekolahkan, kini datang dengan niat jahat.
Setelah mengetuk pintu dan menyapa Pater Beeker dengan kata-kata sopan, La Luga juga menjabat dan sempat mencium tangan sang pastor.
Namun, di luar dugaan, La Luga yang membawa parang langsung menyerang Pater Beeker. Dengan kemarahan yang membara, La Luga mengayunkan parang hingga Pater Beeker tewas seketika.