Konteks Diplomasi: Satu Dekade Perjanjian Komprehensif
Kunjungan Abbas ke Vatikan kali ini juga memiliki makna historis tersendiri. Tahun 2025 menandai satu dekade sejak penandatanganan “Perjanjian Komprehensif antara Takhta Suci dan Negara Palestina” yang ditandatangani pada 26 Juni 2015.
Perjanjian tersebut merupakan tonggak penting yang menegaskan pengakuan Vatikan terhadap eksistensi Negara Palestina secara resmi dalam kerangka hukum internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
- Dokumen tersebut memuat sejumlah komitmen, termasuk:
- Penguatan hak bangsa Palestina untuk menentukan nasib sendiri.
- Dukungan eksplisit atas solusi dua negara.
- Penegasan status simbolis, historis, dan religius Kota Yerusalem bagi umat Yahudi, Kristen, dan Muslim.
Kesepahaman untuk melindungi tempat-tempat suci dan menjamin kebebasan beragama.
Bagi Palestina, perjanjian tersebut bukan hanya dokumen diplomatik, tetapi juga momentum legitimasi internasional.
Kunjungan Abbas ke Roma
Mahmoud Abbas tiba di Roma sehari sebelum pertemuan, pada Rabu (5/11/2025). Ia memulai agendanya dengan berziarah ke makam Paus Fransiskus di Basilika St. Maria Maggiore.
Abbas menyampaikan penghormatan atas dedikasi Paus Fransiskus semasa hidup, yang dikenal sebagai salah satu tokoh religius dunia yang secara terbuka menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan hak-hak warga sipil di wilayah konflik.
Dalam berbagai kesempatan, Paus Fransiskus kerap mengecam kekerasan yang terjadi di wilayah Palestina dan menyerukan dialog damai lintas pihak, terutama setelah serangan kelompok Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu eskalasi militer besar-besaran.
Abbas menyatakan bahwa kunjungan ziarah tersebut merupakan bentuk penghargaan pribadi dan politis. Ia menilai bahwa warisan Paus Fransiskus akan tetap menjadi fondasi moral bagi hubungan Palestina dan Vatikan, terutama dalam advokasi perdamaian dan perlindungan hak rakyat Palestina.
Relevansi Diplomatik Saat Ini
Pertemuan Paus Leo XIV dan Mahmoud Abbas berlangsung dalam konteks geopolitik yang rumit. Konflik Israel-Palestina kembali menjadi sorotan internasional setelah gelombang kekerasan terbaru memicu krisis kemanusiaan di Gaza serta ketegangan politik di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Vatikan, melalui Paus dan Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, memainkan peran diplomasi moral dengan mengajak aktor-aktor global untuk menahan diri dan kembali pada proses perundingan multilateral. Sementara itu, Palestina berupaya memperkuat dukungan internasional atas status kenegaraannya di tengah tekanan militer dan diplomatik.
Pertemuan tatap muka pertama antara Paus Leo XIV dan Presiden Mahmoud Abbas di Vatikan menandai momen diplomatik penting dalam isu konflik Israel-Palestina. Dengan fokus pada bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan penguatan solusi dua negara, pertemuan tersebut menunjukkan keberlanjutan posisi Vatikan yang konsisten dalam mendorong perdamaian berbasis dialog, keadilan, dan perlindungan terhadap hak-hak dasar manusia.
Dalam suasana dunia yang masih diliputi ketegangan, suara moral dari Takhta Suci terus menjadi rujukan bagi komunitas internasional untuk mencari jalan keluar yang damai, berkelanjutan, dan menghormati martabat setiap manusia, tanpa diskriminasi keagamaan maupun politik.
Penulis : Tim Info Labuan Bajo
Editor : Redaksi
Halaman : 1 2






