INFOLABUANBAJO.ID — Siapa sangka, dulunya hanya menjadi karyawan tukang bersih-bersih di hotel, sekarang memiliki ratusan karyawan untuk dipekerjakan di hotel, perkantoran dan fasilitas umum lainnya.
Ialah Sema Honorius. Pria kelahiran Terep, Desa Golo Ncuang, Kecamatan Cibal, Manggarai ini termasuk orang terbilang sukses. Bagaimana tidak, berkat kerja keras dan pengalamannya selama puluhan tahun merantau di Bali kini pria kelahiran 30 Otober 1963 silam itu bisa menjadi berkat bagi orang lain khususnya untuk warga Manggarai Raya yang berniat mencari pekerjaaan tanpa harus berijazah.
Dalam bincang-bincang bersama Info Labuan Bajo di kediamannya yang beralamat di Kaper, Desa Golo Bilas pada Sabtu (29/06/2024), Sema Honorius menceritakan secara detail tentang perjalanan hidupnya mulai dari saat merantau di Bali hingga pulang ke Manggarai dan mendirikan sebuah badan usaha bernama CV UCIS yang bergerak di bidang jasa penyaluran tenaga kerja (Outsourcing) untuk bagian kebersihan, keamanan dan perawatan taman atau kebun (Gardener).

“Saya melanglang buana hidup di Bali. Awalnya saya pergi kuliah tahun 1985. Lalu dalam perjalanan waktu ketika itu untuk mengisi waktu luang di pagi hari karena kuliahnya sore dari jam 5 sampai jam 10 malam maka untuk mengisi waktu nganggur itu saya memanfaatkan untuk mencari pekerjaan sebagai cleaning service. Saat saya lamar kebetulan saya diterima dan saya kerja sampai jam 12 siang. Itu terus-terusan dan pada akhirnya tahun 1990 saya belum selesai kuliah masih ada proses pembuatan makalah waktu itu di Bali Hold ada pencarian untuk tenaga House Keeping. Kebetulan saya sudah punya pengalaman, saya coba iseng melamar dan tau-taunya saya diterima dan diinterview cuman sekali. Saya langsung diangkat jadi housekeeping supervaisor,” kisah Sema Honorius.
Seiring berjalannya waktu, Sema Honorius kemudian bekerja di Hotel Padma Legian, Kuta, Bali. Di hotel berbintang lima itu dirinya dipercaya untuk mengurusi house keeping untuk 450 kamar.
Jabatan yang dimiliki oleh Sema Honorius ketika di Bali ini tidak membuatnya terlena untuk terus menetap di Pulau Dewata itu. Hati kecilnya bersuara hingga pada tahun 2007 ia bersama keluarga memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya Manggarai dan kemudian menjadi orang Manggarai pertama yang membuka jasa penyaluran tenaga kerja (Outsourcing) di Manggarai.
“Jabatan saya di Bali itu sudah lebih dari Supervasior. Gaji sudah 20 puluhan juta. Tapi saya pingin pulang. Saya ingin menjadi pengusaha. Dan uniknya menjadi pengusaha tukang bersih. Sampai kapanpun,” tandasnya.
Dikisahkan Sema Honorius, saat pulang dari Bali ketika itu ia melihat fasilitas seperti bandara dan tempat lainnya di Manggarai belum diperhatikan kebersihannya.
“Ketika itu fasilitas seperti bandara di sini belum bagus seperti sekarang. Dan saat itu bertemu dengan almarhum Lorens Dama yang juga kebetulan teman kuliah di Bali. Dia punya usaha penerbangan saat itu. Dalam pikiran saya, saya harus menjadi orang pertama orang Manggarai yang buka jasa Outsourcing,” ungkapnya.
Di masa awal pencetusan usahanya ini, Sema Honorius telah berkomitmen bahwa yang direkrut pertama adalah keluarganya.
“Waktu itu saya komitmen, semua keluarga saya yang membutuhkan pekerjaan saya rekrut. Tujuannya agar mereka tidak susah mencari pekerjaaan di tempat orang. Saya bisa bantu mereka dengan cara itu. Syukur juga sekarang bukan hanya keluarga, saya juga bisa rekrut orang lain untuk bekerja dengan saya,” terang Sema Honorius.
Usaha jasa penyaluran tenaga kerja yang dikembangkan Sema Honorius sebelum Covid-19 sudah mencapai total karyawan kurang lebih 500 orang. Ia mengakui saat ini masih agak berkurang hingga capai 200 lebih karyawan, namun perlahan sudah mulai berkembang lagi.
Para pekerja ini kata dia menyebar di berbagai tempat di wilayah Manggarai Raya yang bekerjasama dengan perusahaanya baik sebagai cleaning Service maupun untuk jasa keamanan.
Bahkan terang Sema Honorius, penyaluran tenaga kerja dari usahanya ini sekarang sudah merambah hingga ke kabupaten Ngada dan Nagekeo.
“Ada kantor DPRD, Kantor Bupati, Rumah Sakit, Bandara, perkantoran hingga hotel-hotel dan fasilitas umum lainnya itu yang sudah bekerja sama dengan saya,” bebernya.
Sema Honorius mengakui, jasa Outsourcing yang dikembangkannya selama ini lebih banyak merekrut orang-orang yang tidak berijazah.
Ia juga menyadari bahwa masih banyak orang Manggarai yang belum paham soal pekerjaan model begini.
“Dari pada harus pergi ke Kalimantan hanya untuk petik kelapa sawit. Padahal disini kan kita punya. Memang hanya untuk menjadi tukang sapu, tukang bersih-bersih. Tapi kalau kita pikir pekerjaan seperti ini merupakan garda terdepan,” tandasnya.
Menurut dia apalagi di Labuan Bajo, pekerjaan seperti yang diusahakannya itu sangat dibutuhkan oleh investor.
Ia pun berharap agar pemerintah untuk bisa terus menjalin kerjasama yang baik di waktu-waktu yang akan datang.
Dibalik usaha yang dikembangkan Sema Honorius tersimpan motifasi yang patut ditiru. Kata dia, dalam menjalankan sebuah usaha itu yang paling utama adalah rasa cinta dan fokus.
“Cintai pekerjaan dan fokus. Lakukan itu setulus hati. Itulah yang saya lakukan itu,” ungkapya.
Untuk diketahui, sejumlah tempat yang kini tengah bekerja sama dengan Sema Honorius antara lain, di Labuan Bajo yaitu Ayana Hotel, Bay View Hotel, Luwansa Hotel, Sudamala Resort, Sudamala Seraya, Golo Mori, Kantor TNK 1 dan 2, BRI, ATM, LokaPOM, BPS dan KKP. Sementara di Borong Manggarai Timur yaitu kantor BPS, di Nagekoe yaitu di BPS dan Bapeda. Sedangkan di Ruteng saat ini yaitu Bandara Frans Sales Lega. Sementara untuk RSUD Nagekeo masih dalam penjajakan kerja sama.