INFOLABUANBAJO.ID — Sosok Richard Sontani belakangan ini menjadi sorotan karena keberaniannya melepas jabatan strategis di lingkup Pemda Manggarai Barat dan terjun ke dunia politik untuk maju sebagai bakal calon wakil bupati mendampingi Mario Pranda di pilkada Mabar.
Lantas siapa sosok Richard Sontani?
Dalam orasinya saat deklarasi pasangan Mario-Richard, Kamis 29 Agustus kemarin bakal calon wakil bupati Richard Sontani
mengungkapkan perjalanan kariernya selama mengabdi sebagai ASN di lingkup Pemkab Mabar.
Bernama lengkap Richard Tata Sontani S.IP, M, Si lahir di Nggorang pada 21 November 1987.
Terkait pendidikan Richard Tata Sontani menempuh Manajemen Pembangunan Daerah di IPDN Bandung, Jawa Barat selama empat tahun lalu melanjutkan pendidikan S2 dengan jurusan Administrasi Pemerintahan Daerah di Jakarta.
Saat ini Richard menjabat sebagai Kepala Bagian Administrasi di Setda Manggarai Barat.
Di hadapan ribuan massa yang hadir ia dengan lugas mengungkapkan bahwa sebagai anak daerah yang ingin memajukan Manggarai Barat dirinya memutuskan mundur dari jabatannya untuk maju sebagai Calon Wakil Bupati Manggarai Barat, dengan tujuan membawa perubahan dan harapan baru untuk Manggarai Barat lebih baik.
Menariknya, Richard Sontani ternyata sudah sejak umur 18 tahun menjadi seorang pegawai negeri sipil.
“Hari ini saya berdiri di sini, masih ada 23 tahun kenyamanan tapi saya tinggalkan itu semua. Saya pastikan, saya juga tinggalkan semua itu. Saya harus menghargai semua ngasang ende, ngasang ema, ngasang weta, ngasang kae, ngasang ase daku. Wan koe etan tua pang olo ngaung musin ngasang natas labar Manggarai Barat. Saya akan korbankan semuanya untuk semua yang berkorban pada hari ini,” tegas Richard Sontani dihadapan ribuan massa yang hadir.
Richard Sontani menceritakan pengalamannya bahwa ia pernah mengabdi di badan Kepegawaian Daerah, kemudian, satu tahun di bekerja di Tata PEM, 10 tahun di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2 tahun di Dinas PUPR dan dua tahun di jabatan terakhirnya selaku Kepala Bagian Administrasi Pembangunan.
“Jabatan-jabatan yang sudah pernah saya duduki, di umur 26 tahun saya menjadi seorang Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Program. Di umur 28 tahun saya sudah menjadi kepala Bidang Infrastruktur kewilayahan,” tandasnya.
Tak hanya itu, ia juga satu tahun menduduki kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia. Selain berpengalaman di tata kelola pemerintahan, kemudian ia juga pernah dipercayakan menjadi Sekretaris PU dan Perhubungan di umur 33 tahun.
Karier cemerlang Richard Sontani di umur 35 tahun dipercayakan menjadi Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Manggarai Barat.
“Tapi bagaimana saya dan pak Mario bisa lebih banyak berbuat. Kami butuh kepercayaan dari semua yang ada di sini. Beri kepercayaan itu kepada kami. Rektor UNAIR dua tahun lalu pada saat dia mau wisudakan 1000 mahasiswanya dia sampaikan seperti ini, ‘kedewasaan dan pengetahuan seseorang tidak diukur dari berapa namanya usia, seberapa banyaknya uban di kepala,” terangnya.
Richard Sontani mengungkapkan tiga alasan utama ia dan pasangannya Mario Pranda maju dalam kontestasi Pilkada Manggarai Barat 2024.
Pertama kata dia, mereka tahu masalah di Manggarai Barat. Kedua mereka tahu solusi untuk mengatasi masalah di Manggarai Barat dan yang ketiga mereka tahu mengeksekusi segala persoalan di Manggarai Barat.
Dengan lugas Richard Sontani mengatakan, dirinya sudah mengetahui banyak tentang persoalan pembangunan di Manggarai Barat. Oleh karena itu ia mengajak seluruh masyarakat Manggarai Barat untuk memilih mereka di pilkada 27 November mendatang.
“Beri legitimasi itu kepada kami, kami akan bekerja dua kali lipat,” cetus Richard Sontani disambut tepuk tangan oleh ribuan para pendukungnya.
“Kami pastikan kerangka kerja terhadap apa yang kami eksekusi itu sudah kami petakan dalam lima tahun kepemimpinan,” tambahnya.
Untuk diketahui, bakal pasangan calon (Bapaslon) bupati dan wakil bupati yang dikenal dengan Mario-Richard ini telah resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (29/8.
Dalam pilkada ini juga sosok bakal calon bupati Mario Pranda harus rela kehilangan kursi DPRD Manggarai Barat dengan posisi sebagai wakil ketua satu.
Di sisi lain, Richard Sontani juga harus melepaskan jabatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), meskipun masa pensiunnya masih jauh, yakni 23 tahun lagi.