INFOLABUANBAJO.ID — Gendang pilkada Mabar telah ditabuh. Sejumlah figur pun ramai-ramai mencalonkan diri untuk maju baik sebagai bakal calon Bupati maupun bakal calon Wakil Bupati Manggarai Barat untuk periode 2024-2029.
Dalam gema pilkada Mabar kali ini ada dua sosok baru yang menjadi sorotan. Mereka ialah Mario Pranda dan Richard Sontani. Kedua tokoh ini masih sangat muda.
Mario Pranda anak dari mantan Bupati pertama Manggarai Barat yakni Fidelis Pranda. Ia juga caleg terpilih DPRD Manggarai Barat periode 2024-2029 dengan perolehan suara lebih dari empat ribu dalam pileg lalu.
Sedangkan Richard Sontani adalah salah satu Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Kabupaten Manggarai Barat. Masih muda, namun ia sudah menempati posisi jabatan yang cukup mentereng yakni duduk sebagai Kepala Bagian (Kabag) administrasi pembangunan sekretariat Daerah Kabupaten Manggarai Barat.
Munculnya nama Mario Pranda dan Richard Sontani dalam bursa pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat ini direspon baik oleh kalangan aktifis di Bumi Komodo itu.
Mereka menilai sosok Mario Pranda dan Richard Sontani adalah dua tokoh muda yang baik dan berani.
Hal ini dikatakan Sergius Try Deddi salah satu aktifis di Labuan Bajo kepada Info Labuan Bajo belum lama ini.
“Mereka berani meninggalkan kemapanan kehidupan mereka. Pak Mario sebagai anggota dewan terpilih, akan rela memilih untuk mundur dari jabatan anggota DPRD terpilih 2024. Menjadi anggota DPRD merupakan sesuatu yang didambakan oleh banyak politisi tapi Pak Mario berani untuk maju menjadi calon Bupati. Meski banyak orang yang mencibirnya bahkan merendahkannya. Tapi tekad dan niat tulusnya sudah bagi saya adalah wajib diapresiasi,” ungkap Try Deddi.
Menurut Try Deddi, Mario Pranda sudah pasti memiliki alasan yang kuat dan fundamental tentang Manggarai Barat.
“Pak Mario pasti memiliki referensi yang mampu dipertanggung jawaban dengan rasional tentang pilihannya, dan melawan kemapanannya dalam hal sebagai anggota DPRD terpilih,” bebernya.
Kata Try Deddi, hati nurani Mario Pranda sudah terusik dan tergerak oleh berbagai hal, sehingga ia keluar dari situasi mapam dan nyaman untuk membela dan membangun Manggarai Barat kearah yang lebih baik.
“Pilihan maju sebagai Bupati dari pak Mario adalah pilihan melawan kemapanan, pilihan perubahan terhadap segala bentuk hasil evaluasi kebijakan pemerintah. Dia rela meninggalkan kemapanannya, terpanggil untuk melayani Manggarai Barat. Dia ingin menunjukkan, bahwa kepedulian dan kepekaan terhadap kepentingan masyarakat lebih penting, daripada menjaga rasa aman sebagai anggota DPRD terpilih,” tegas Try Deddi.
Try Dedi juga dengan lantang menegaskan jika kehadiran Mario Pranda dalam Pilkada Manggarai Barat 2024 adalah jalan perubahan.
“Biarkan semua orang dengan segala kemarahannya menentang pilihan ini, bagi saya pilihan pak Mario telah menunjukkan sebuah keikhlasan dan keluasaan hati serta terpanggil untuk menanggung tanggung jawab lebih besar dalam membangun Manggarai Barat ke arah yang lebih baik, untuk semua masyarakat Manggarai Barat,” tegasnya.
Sementara terkait sosok Richard Sontani, Try Deddi menilai kehadirannya sangat dirindukan masyarakat yang ingin berubah.
“Sosok pak Richard saya pikir orang yang mau melawan kemewahan dan mau menolak rasa aman demi sebuah harapan pembangunan masyarakat yang lebih baik,” tegas Try Dedi.
“Pak Richard, adalah jalan perubahan yang dipanggil oleh masyarakat, untuk memikul tanggung jawab lebih dalam pembangunan Manggarai Barat. Pak Richard, mungkin saja tidak ingin memilih jalan ini. Tapi disaat masyarakat telah memanggil pak Richard, saya yakin dan saya memastikan keyakinan saya bahwa pak Richard mau meninggalkan ego dan rasa nyaman, demi sebuah tujuan pembangunan demi sebuah kebaikan, demi kesejahteraan bersama, saya pikir pak Richard tidak memiliki jalan untuk menolak permintaan masyarakat,” tambahnya.
Menurut Try Deddi, tugas sebagai ASN yang mulia itu dari Richard Sontani telah dikehendaki oleh masyarakat untuk memikul tanggung jawab lebih besar dalam pembangunan Manggarai Barat ini.
Dikatakan Try Deddi, sosok Mario Pranda dan Richard Sontani telah meninggal rasa nyaman dan mereka berani mundur dari jabatan demi untuk maju sebagai calon pemimpin di Manggarai Barat.
“Mereka adalah jalan perubahan,
Mereka adalah jalan melawan kemapanan. Mereka adalah dua anak muda yang mewakili semua harapan orang tua, agar bisa berhasil untuk meraih cita-cita dan mau berkorban untuk kepentingan banyak orang dan meninggalkan kenyamanan demi terwujudnya perubahan, menuju kesejahteraan, kesuksesan masyarakat demi terwujudnya pembangunan yang berasaskan keadilan partisipasi dari semua masyarakat Manggarai Barat,” pungkasnya. **