INFOLABUANBAJO.ID — Dua pasangan calon pemilihan kepala daerah Manggarai Barat akan menghadapi debat publik perdana hari ini Rabu 16 Oktober pukul 19.00 WITA.
Dalam debat perdana ini, paslon Mario-Richard dan Edi-Weng akan membahas tema pembangunan pariwisata terintegrasi.
KPUD Manggarai Barat akan menghadirkan tiga orang panelis yang akan mengajukan sejumlah pertanyaan sesuai tema debat.
Debat perdana ini menjadi kesempatan bagi paslon Mario-Richard dan Edi-Weng untuk menyampaikan gagasan dan konsep membangun Manggarai Barat lima tahun ke kedapan.
Publik Manggarai Barat tentunya akan menilai untuk menentukan pilihan di 27 November berdasarkan gagasan dan konsep yang ditawarkan kedua paslon dalam debat ini.
Lantas, apakah paslon Edi-Weng masih Membawa Konsep ” Bawa Uang Dari Laut ke Darat dalam debat kali ini?
Sebab, sebagai kandidat petahana, paslon Edi-Weng pada debat pilkada 2020 silam memaparkan beberapa program prioritas antara lain, pertama, ekonomi yang berdaya saing dengan memindahkan uang dari pulau ke darat dengan cara membuat spot-spot baru pariwisata yang ada di darat, atraksi budaya, agrowisata serta membangun pertanian berbasis zonasi, di samping itu kita optimalisasi seluruh aset strategis yang dimiliki pemda.
“Kami akan gunakan pinjaman daerah, cara pembayaran akan gunakan e-money,” ungkap Edi Endi ketika itu.
Pada kesempatan itu, pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Kabupaten Mabar, nomor urut 3, Edistasius Endi, SE dan dr Yulianus Weng (paket Edi-Weng) mendapatkan pertanyaan pada segmen kedua, pendalaman visi dan misi oleh moderator, Fransiskus Agustinus Jalong.
Fransiskus Agustinus Jalong yang juga penyusun materi debat menanyakan, apa program strategis paket Edi-Weng, dalam merespon perhatian pemerintah pusat pada sektor pariwisata Labuan Bajo yang dapat berdampak pada pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi di desa-desa di Kabupaten Mabar.
Menanggapi hal tersebut, calon bupati Mabar, Edistasius Endi mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden RI, Jokowi atas sektor pariwisata di Labuan Bajo, hingga menetapkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas.
Terlepas dari hal tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Edi Endi ini mengatakan, terjadi paradoks, karena kemajuan pariwisata dinilai tidak membawa dampak apa-apa terhadap masyarakat di Kabupaten Mabar.
“Dalam 3 tahun terakhir ini, investasi yang masuk ke Kabupaten Mabar kurang lebih Rp 90 triliun, ada juga peningkatan arus kunjungan wisatawan selama 3 tahun terakhir, namun yang terjadi pada kita, income perkapita masyarakat kita hanya Rp 616 ribu per bulan, IDM (Indeks Desa Membangun) desa, desa Maju hanya 1, desa tertinggal ada 90. Terkait hal ini, ada paradoks,” jelas mantan Ketua DPRD Kabupaten Mabar ini
Sehingga, lanjut Edi Endi, paket Edi-Weng memiliki strategi agar perkembangan pariwisata di Labuan Bajo juga berdampak pada masyarakat desa.
Dijelaskannya, paket Edi-Weng akan melakukan reformasi keuangan daerah, dengan cara menerapkan sistem pembayaran berbasis teknologi atau e-money.
Selanjutnya, pihaknya akan membangun desa dengan konsep 3 D, yakni Daya, Data dan Dana.
“Terkait Daya, seluruh potensi dan spot pariwisata serta atraksi budaya di desa akan kami dorong, kedua akan membangun supaya sektor pertanian dibangun dengan pola zonasi,” katanya.
“Kedua itu Data, data menjual produk lokal menggunakan aplikasi, ketiga, soal Dana kami akan menaikan dana untuk desa, termasuk bagi hasil pajak, kalau saat ini hanya 10 persen, kami akan dorong hingga mencapai 13 persen untuk desa, inilah kiat kami sehingga kemajuan pariwisata berdampak pada desa,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, paket Edi-Weng juga memaparkan visi, misi dan program kerja yang dipaparkan secara bergantian.
Edi Endi menyebut, visi paket Edi-Weng adalah Mabar Bangkit menuju Mabar mantap.
“Bangkit dari kemiskinan dan ketertinggalan menuju Mabar yang mantap yakni pendidikan yang mantap, kesehatan yang mantap, perekonomian yang mantap, pertanian yang mantap, teknologi yang mantap, pariwisata yang mantap, sistem birokrasi yang mantap dan menciptakan rasa nyaman selama do Mabar dan memberikan kesempatan kerja kepada anak-anak Mabar dan mendorong supaya porsinya 70 persen putra-putri yang ada di Mabar,” jelasnya.
Sementara itu, calon wakil bupati Mabar dr Yulianus Weng memaparkan 5 misi paket Edi-Weng di antaranya,
1. Membangun Kabupaten Mabar sebagai pintu gerbang pariwisata nasional dan sebagai penggerak utama ekonomi daerah.
2. Mewujudkan aksesibilitas, dan meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, dan bidang pelayanan dasar lainnya, serta mencegah penyebaran Covid-19.
3. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah.
4. Meningkatkan kualitas dan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berbasis kelestarian lingkungan.
5. Mewujudkan sistem tata pemerintahan yang baik dan berbasis teknologi.
Lebih lanjut, program prioritas kedua, yakni mewujudkan SDM unggul, di mana pada sektor pendidikan, akan memperhatikan nasib para guru komite di Kabupaten Mabar yang berjumlah sebanyak 2.688 orang dengan memberikan gaji Rp 800 ribu per bulan, menyiapkan asuransi kesehatan dan asuransi tenaga kerja.
“Kami akan meningkatkan infrastruktur gedung sekolah dan fasilitas lainnya serta menyiapkan beasiswa bagi siswa berprestasi dan siswa kurang mampu serta siapkan perpustakaan digitalisasi,” tegasnya.
Pada sektor kesehatan, paket Edi-Weng akan melakukan penyelesaian pembangunan RSUD Komodo Labuan Bajo dan memperhatikan tenaga kesehatan sukarela sebanyak 293 orang dengan memberikan gaji sebesar Rp 800 ribu per bulan serta menyiapkan asuransi tenaga kerja.
“Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, kami gunakan aplikasi teknologi dan menandatangani pakta integritas,” katanya.