INFOLABUANBAJO.ID — Kampanye terakhir pasangan calon pemilihan kepala daerah Manggarai Barat nomor urut 1 Mario Pranda-Richard Sontani diikuti oleh ribuan massa pada Sabtu (23/11/2024) siang.
Kampanye akbar tersebut berlangsung di lapangan desa Golo Sepang dihadiri oleh calon wakil bupati Manggarai Barat Richard Sontani dan sejumlah partai politik koalisi Harapan Baru Manggarai Barat.
Hadir juga dalam kampanye ini wakil ketua umum partai Demokrat Beny Kabur Harman (BKH) dan juga sejumlah relawan dari setiap desa di kecamatan boleng serta ribuan warga yang ada di lima desa di wilayah itu.
Ribuan massa yang memadati lapangan Golo Sepang tampak antusias mengikuti kampanya tersebut. Meski sempat diguyur hujan gerimis yang melanda wilayah itu, namun tidak menyurut semangat warga yang hadir. Mereka setia mengikuti rangakain acara mulai dari awal hingga akhir kampanye.
Ribuan warga ini dengan kompak siap memenangkan paslon Mario-Richard di tanggal 27 November 2024 mendatang.
Dalam orasi politiknya, calon wakil bupati Manggarai Barat Ricahrd Sontani di hadapan ribuan massa yang hadir menegaskan, bahwa masyarakat Kempo Mese merindukan kehadiran Anak Momang memimpin Manggarai Barat lima tahun ke depan.
Richard mengatakan Kempo mese yang terdiri dari Kempo Pu’u, Mata Wae, Mburak Boleng Mbehal, akan bersatu mendukung Mario Richard.
“Kempo Mese harus bersatu,” kata Richard dalam orasi politiknya.
Dia menegaskan bahwa, Manggarai Barat sejak berdirinya tidak terlepas dari peran orang Kempo.
“Ibu kota kabupaten Manggarai Barat itu, ada di mana? di wilayah kempo,” kata Richard.
Untuk itu, kata Richard, ia hadir dalam kontestasi politik sebagai representasi orang Kempo Mese.
Sementara itu, Gusti Sarifin menyatakan bahwa Mario Richard adalah dua sosok pemuda yang cukup mampu menjawab persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Manggarai Barat saat ini.
Bahkan, Gusti menyebut kepemimpinan Edi Weng gagal membawa Manggarai Barat keluar dari keterpurukan.
“Kami orang Ndoso sangat menderita karena jalan yang rusak, tidak pernah diperbaiki, ” kata Gusti.
Gusti juga menuturkan bahwa pemimpin yang tidak mampu membuka lapangan pekerjaan bagi rakyatnya adalah pemimpin yang cara berpikirnya sesak dan sempit.